Garut. Maraknya kasus perundungan atau bullying di lingkungan pelajar mendapatkan sorotan dari banyak pihak. Selain kasus di Lampung Tengah, kasus kekerasan dan perundungan di lingkungan pelajar baru saja terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Untuk kasus yang juga mendapatkan sorotan langsung dari pemerintah pusat tersebut, seorang pelajar terekam video menendang seorang nenek di pinggir jalan.
Di Jawa Barat sendiri, kasus perundungan di kalangan pelajar juga terjadi di Bandung. Kasus yang terjadi pada Kamis (17/11/2022) itu menimpa salah satu siswa SMP Plus Baiturrahman Kabupaten Bandung. Berdasarkan pantauan, video berdurasi 21 detik itu diunggah oleh sebuah akun Twitter pada Jumat (18/11) malam. Terlihat seorang murid yang sedang duduk di bangku, dipakaikan helm. Setelah itu, beberapa teman sekelasnya memukul helm hingga menendangnya.
Menyoroti maraknya kasus yang tak terpuji di kalangan pelajar tersebut, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Garut akan optimalkan lembaga konseling sebagai pojok pengaduan para pelajar di kabupaten Garut.
Ketua Lembaga Konseling, M. Nizar Jamaludin membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, kasus perundungan di kalangan pelajar yang terjadi akhir-akhir ini gandrung karena telah terpublikasikan oleh media. Menurutnya, di luar publikasi media kasus ini masih cukup banyak terjadi.
Lebih lanjut Nizar, di kabupaten Garut sendiri, ada beberapa kasus yang terjadi di kalangan pelajar, kita sebut saja di daerah utara kemarin terkait kejadian asusila. Ia menyebut, peran dari pemerintah, maupun lembaga pendidikan sebagai rumah harapan kedua dari orang tua siswa dirasa kurang makasimal.
Nizar menilai, melihat kasus-kasus yang terjadi akhir-akhir ini, bukti kurangnya pemahaman nilai-nilai moderat baik kepada guru, siswa, dan seluruh civitas akademik. Termasuk juga di lingkungan keluarga siswa.
IPNU, terang Nizar, sebagai organisasi di bawah naungan NU, yang concern di kalangan pelajar dan gencar mensosialisasikan 4 pilar kebangsaan dan empat prinsip yang dianut NU yakni tasamuh (toleransi), tawazun (seimbang), tawasuth (di tengah-tengah), dan ta’adul (bersikap adil) dipandang sangat relevan untuk digalakkan di semua lembaga pendidikan.
“Dalam prinsip kita ini kan, lebih baik mencegah dari pada mengobati, apalagi kalau ditambah motiroring perkembangan kesehatannya,” katanya dengan menggunakan analogi.
Pojok Pelajar Garut yang digagas Lembaga Konseling PC IPNU Garut ini akan disosialisasikan kepada seluruh lembaga pendidikan baik SLTA maupun SLTP se-Kabupaten Garut.
Ia menjelaskan, pihaknya akan melibatkan semua instansi pemerintah yang berhubungan para pelajar mulai dari DP3A, KPI, BNN dan beberapa lembaga konsultasi dan hukum untuk memberikan edukasi dan penyelesaian di kalangan pelajar.
“Nanti setelah kita mengakomodir semua curahan para pelajar, kemudian di klasifikasikan kasus tersebut untuk kita jalurkan dan kawal sesuai dengan garapannya,” jelasnya.
Terakhir, Nizar mengatakan, Pojok Pelajar Garut yang sekarang sedang dipersiapkan dengan matang ini akan difokuskan pada segala curahan baik itu pengaduan, keinginan, harapan yang tersampaikan oleh para pelajar yang ada di kabupaten Garut.
“Jadi nanti para pelajar punya keinginan, cita-cita, baik itu menyangkut dengan ingin kuliah, bisa disampaikan pada Pojok Pelajar Garut ini, nah sekarang kami sedang membuat sistem sesederhana mungkin untuk dapat diakses dan dijangkau oleh para pelajar,” tutupnya saat ditemui di sekretariat IPNU Garut, Jl. Suherman No.117, Tarogong, Kec. Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151, pada Sabtu (26/11/22) malam.
Pewarta: M.Y.A Sastradimadja
[…] Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/11/28/soroti-banyaknya-kasus-perundungan-di-kalangan-pela… […]