Oleh: M.Y.A Sastradimadja (Sekretaris PC IPNU Garut)

Aristoteles, filsuf Yunani terkemuka, dalam buku karangan Soedirman Kartohadiprojo menyebut manusia itu adalah zoon politikon, yaitu manusia senantiasa hidup dalam suatu pergaulan hidup (man is a social being) dan selalu berorganisasi (is a political being). Dalam pergaulan hidup itu, manusia berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungannya yang kemudian disebut interaksi sosial. Interaksi sosial diartikan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakan individu yang lain, atau sebaliknya.

Manusia adalah makhluk organisasional karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris). Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya.  Apa yang dikatakan orang tentang organisasi tak ubahnya sebagai wadah dan alat untuk mencapai tujuan mereka yang didalamnya terdapat norma-norma yang harus dipedomani dan nilai yang perlu dipegang teguh. Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/11/28/history-dan-pola-komunikasi-pc-ipnu-ippnu-kabupaten-garut/

Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Ada  orang yang mempunyai sifat keras hati, berkemauan keras, tekun dalam usahanya halus perasaannya dan ada pula yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut mempengaruhi.

Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi. Pemimpin yang dinamis dan kreatif maka organisasi yang dipimpinnya juga akan semakin dinamis dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan akan semakin banyak.

Pemimpin harus mengutamakan tugas, tanggungjawab, dan membina hubungan yang harmonis, baik dengan atasannya maupun dengan para bawahannya. Jadi, pemimpin harus mengadakan komunikasi ke atas dan ke bawah, baik komunikasi formal maupun informal. Membicarakan mengenai tantangan bangsa Indonesia ke depan. Banyak permasalahan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan bisa menghadapi tantangan di masa mendatang harus dipersiapkan generasi penerus bangsa yang cerdas, berintelektual, kreatif dan terampil.

Generasi muda Indonesia merupakan ujung tombak bangsa ini untuk menuju perubahan yang lebih baik dari para pendahulunya, karena pemuda adalah sebagai estafet pembangunan bangsa. Pemuda merupakan pemimpin bangsa di masa depan, pemikiran untuk menentukan arah yang terbaik untuk negeri ini. Karena masih mempunyai idealisme yang masih murni dalam pikiran mereka, pemerintah harus menampung atas pemikiran mereka.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/11/21/ipnu-ippnu-sekarang-adalah-nu-di-masa-depan/

Kehadiran IPNU IPPNU Sebagai pencetak kader pemimpin

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) merupakan organisasi pelaksana kebijakan dan program Nahdlatul Ulama’ yang berasaskan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan beranggotakan pelajar yang berada di lingkungan pesantren, madrasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi.

IPNU IPPNU memandang dunia sebagai kenyataan yang beragam. Karena itu keberagaman diterima sebagai kenyataan. Namun juga bersikap aktif yakni menjaga dan mempertahankan secara budaya. Sikap moderat (selalu mengambil jalan tengah) dan menghargai perbedaan menjadi semangat utama dalam mengelola kemajemukan tersebut.

Kehadiran IPNU IPPNU di Indonesia, dilandasi oleh kebutuhan hadirnya kader pemimpin umat dan pemimpin bangsa dengan kemapanan sikap, mental, kearifan perilaku, kecerdasan spiritual, kekayaan khazanah keilmuan dan inovasi tinggi.

Peran dan keberadaan organisasi pelajar sebagai bagian dari kekuatan masyarakat sipil, tidak bisa dipandang remeh. Keberadaannya menjadi ujung tombak pengkaderan bangsa, sebab kita sadar bahwa untuk menjamin kelangsungan bangsa dibutuhkan kader bangsa masa depan. Dan pelajar adalah tumpuan masa depan sebuah bangsa. Mereka merupakan komponen penting dalam setiap perubahan. Dalam hal ini, sejarah panjang perjalanan Bangsa Indonesia telah menjadi bukti nyata. Sebagai organ gerakan pelajarm IPNU IPPNU memperkuat peran pelajar dalam keikutsertaannya menyelesaikan berbagai problem kebangsaan saat ini, sementara sebagai organ pendidikan kader ia menyiapkan kader bangsa masa depan yang berkualitas dan berkarakter.

Di samping sebagai pelaksana kebijakan dan program NU, IPNU IPPNU sebagai organisasi  bertugas mencetak kader bangsa yang mempunyai ilmu pengetahuan dan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Sebagaimana visi dan misi IPNU IPPNU itu sendiri. Hal ini yang membedakan IPNU IPPNU sebagai organisasi kader dengan organisasi lain sebagai organisasi massa. Sebagai organisasi kader, IPNU dan IPPNU mempunyai tugas untuk memberdayakan dan menciptakan kader bangsa yang berilmu, berwawasan, serta memiliki intelektual dan religiusitas yang berpaham Ahlussunnah Wal Jama’ah yang menjadi ideologi Nahdliyin.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/11/20/tanggung-jawab-ipnu-terhadap-kebudayaan-loka/

One thought on “Aristoteles, Organisasi Dan Kehadiran IPNU IPPNU Sebagai Pencetak Kader Pemimpin”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *