Garut. Penggunaan media sosial di kalangan pelajar akan berdampak negatif jika tidak dibarengi dengan edukasi dan pemanfaatan digital.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/11/29/gelar-rakerancab-i-pac-ipnu-ippnu-sukawening-akan-optimalkan-beberapa-program-yang-berhubungan-potensi/

Hal itu ia sampaikan Direktur Lembaga Pers dan Penerbitan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Garut saat “Rapat Harian” bersama Badan Pengurus Harian (BPH) di Sekretariat IPNU, Lt.2, Jl. Suherman No.117, Tarogong, Kec. Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151, pada Kamis (01/11/22) malam.

“Dikhawatirkan digunakan sebagai Penyampaian Informasi Berasas Kebohongan, hingga berdampak tumbuhnya tindak Radikalisme di Kalangan pelajar,” ungkapnya.

Ia menyebut bahwa kalangan pelajar menjadi pengguna terbesar media sosial (medsos). Di mana, medsos merupakan alat untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan menyebarkan konten secara bebas.

Dalam pemaparan awalnya, Restu Khoirul Anam menyoroti penggunaan media sosial yang tidak efektif akhir-akhir ini di kalangan pelajar.

Menurutnya, kasus-kasus seperti Perundungan, bulliying, serta tindak kekerasan yang terjadi beberapa waktu lalu di kalangan pelajar, kata Restu, merupakan dampak dari penggunaan media yang tidak efektif. Fenomena tersebut merupakan kejadian yang sangat disayangkan, apalagi kegiatan negatif ini terjadi di lingkungan lembaga pendidikan.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/11/30/untuk-meriahkan-pelantikan-pc-ipnu-ippnu-garut-buka-pendaftaran-volunteer/

Dirinya menilai, kebudayaan digitalisasi baru yang tumbuh akibat pandemi kemarin, justru tidak berefek pada perubahan karakter para pelajar. Menurut dia, penggunaan digital hanya sampai pada peralihan ruang saja, belum mampu menjadikan ruang digital tersebut sebagai sumber pendidikan karakter.

“Alhamdulillah, hikmah yang dapat diambil dari pandemi, semua masyarakat khususnya pelajar dapat beradaptasi dengan perubahan digital, namun moral dan karakter siswa tetap saja terjadi kemerosotan,” ujarnya.

Selain penggunaan medsos yang efektif di kalangan pelajar, Restu juga berharap instansi pemerintah yang bergerak di bidang ini untuk tidak hanya mengkampanyekan pemanfataan digitalisasi saja, namun perlu ada edukasi literasi media ke pelajar. Sehingga para pelajar dapat menjadikan media tersebut sebagai Educations Media.

Untuk itu, IPNU sebagai organisasi yang concern di dunia keterpelajaran, pihaknya berharap kepada lembaga pemerintahan yang fokus di bidang media untuk bahu-membahu menciptakan kebudayaan media yang sehat di kalangan pelajar. Apalagi, terang Restu, banyak manfaat yang dapat dirasakan apabila para pelajar mampu menggunakan media dengan baik dan benar.

“Kalau siswa ini diberi waktu oleh lembaga pendidikan untuk menggunakan media dengan baik, nanti akan tumbuh jiwa-jiwa kompetitif yang produktif di kalangan pelajar,” terangnya.

Di sisi lain, IPNU pun mendorong Media sosial Instansi Pemerintah untuk peka tehadap issu-issu keterpelajaran, juga harus dapat memberikan respon lebih cepat dari pada layanan offline, apalagi saat ini banyak pengguna lebih kritis terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh Instansi Pemerintah. ***

Pewarta: Ikhdam

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/12/01/lekas-pc-ipnu-garut-ipnu-sebagai-barometer-organisasi-keterpelajaran-yang-turut-memberikan-kontribusi-sebagai-pelaku-umkm/

One thought on “Direktur LPP PC IPNU Garut Sebut Penggunaan Media Sosial Di kalangan Pelajar Akan Berdampak Negatif Jika Tidak Dibarengi Dengan Edukasi Dan Pemanfaatan Digital”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *