Oleh: Muh Alvan Saefulloh (Ketua PAC IPNU Cisompet)

 

Minimnya pemuda-pemudi zaman sekarang yang enggan sekali untuk berkontribusi ataupun membersamai para Masyayikh dan menjalin hubungan dengan pemerintahan setempat, padahal sejatinya mereka adalah sebagai regenerasi utama untuk bangsa dan negara, meneruskan jejak langkah perjuangan orang tua, bahkan menjadi generasi cikal bakal penerus perjuangan para Ulama dan para Umaro.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2023/01/01/peran-dan-tantangan-pelajar-dalam-pemilu-serentak-2024/

Karena memang di dunia ini antara Ulama dan Umaro tidak bisa di pisahkan, sudah mestinya kita menjadi regenerasi diantara keduanya, jangan hanya terpaku pada satu bidang saja, kita harus menjadi sosok yang mumpuni untuk ahli dalam berbagai segi bidang. Namun, tentu semua itu harus didasari dengan karakter dan kriteria kita sendiri, kalaui karakter kita cocok untuk menjadi yang ahli ilmu, maka kita tekuni langkah perjuangan para Masyaikh dan Ulama kita, atau sebaliknya, jikalau kita mempunyai karakter sebagai Umaro, baik itu dari paling atas, menjadi Presiden, Menteri, Gubernur, Menteri, Bupati , maka kita tekuni perjuangan mereka semua. Atau dalam sector yang lain, misalnya bisnis maka tekuni sampai menjadi pengusaha, Its oke, tidak apa-apa dan bahkan kalau bisa kita harus mempunyai banyak karakter, untuk apa? Supaya kita bisa mampu menyesuaikan dan memposisikan diri kita sendiri, baik kita sebagai pemimpin di tengah masyarakatnya, masyakarat kepada pemimpinnya, ataupun juga keduanya kepada masyaikhnya, karena apa? Karena, ketika kita tidak punya karakter sebagai masyarakat maka kita akan mempunyai sikap angkuh, meyakini dirinya sendiri yang paling pemimpin, padahal dia juga sebagai masyarakat dipandangan pemimpinnya. Sebaliknya juga kita tidak mempunyai karakter sebagai pemimpin maka kita hanya akan berfikir untuk terus berada dalam telunjuk orang lain, padahal sejatinya kita adalah sosok pemimpin. Oleh karenanya, kita harus menjadi seseorang yang mempunyai impian, menjadi generasi di masa depan untuk bangsa dan negara Indonesia.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/12/18/peran-ipnu-dalam-resesi-ekonomi/

Jadi, yang mempunyai tanggung jawab besar itu adalah kita sendiri, di atas pundak kita banyak harapan orang lain termasuk orang tua kita sendiri, orang tua kita ingin melihat anaknya untuk bisa lebih jauh darinya, lebih sukses darinya, baik itu dari segi aktualisasi, materi, harta tahta dan Wanita. Dan tidak hanya orang tua saja, guru-guru kita juga mengharapkan itu juga. Oleh karenanya kita harus bersungguh-sungguh, berpacu pada tekad yang kuat untuk regenerasi di masa depan, apapun rintangannya, apa yang harus di korbankannya kita harus siap selalu, karena yakin sebuah perjuangan tidak akan menghianati hasil, akan tetapi ada juga hasil yang ditunda untuk sementara agar kita selalu roja’ dan terus berusaha .

Bila kita merasakan cape, maka istirahatlah terlebih dahulu, Janhan sampai kita menyerah apalagi meninggalkan kenangan yang pilu.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2022/12/16/ipnu-strategy-goal-sett-yang-relevan/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *