Garut. Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Garut mendorong pemerintah dan lembaga terkait untuk menggalakkan kembali sekolah ramah lingkungan dengan memfasilitasi dan mendampingi sekolah jenjang PAUD sampai menengah.
Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2023/01/21/ipnu-ippnu-harus-lebih-unggul-dari-pelajar-lainnya/
Hal tersebut disampaikan ketua PC IPNU Garut saat menghadiri acara FGD bersama pelajar Garut di sekretariat IPNU, pada Minggu (22/01/23) malam.
Hal ini didasari kondisi lingkungan saat ini bukan semakin baik, akan tetapi cenderung kain menurun kualitasnya. Oleh karena itu menjadi tanggungjawab bersama di setiap bidang masyarakat termasuk kampus dan sekolah.
“Kondisi lingkungan yang tidak semakin membaik ini misalnya kita lihat produksi sampah yang semakin banyak, baik di pasar, maupun di tempat wisata. Kami mendorong sekolah ikut terlibat melakukan penanganan,” kata Faiz Sihab.
Ia mengatakan selama ini sampah menjadi musuh, padahal jika dikelola dengan manajemen baik justru menjadi pelengkap atau sumber daya yang berharga. Salah satunya yang sangat sederhana dan familiar di tengah masyarakat adalah mengubah sampah menjadi pupuk kompos. Selain itu lebih tinggi lagi manfaatnya dapat diubah menjadi sumber energi melalui produksi terutama sampah yang mudah membusuk atau organik.
“Masyarakat selama ini mengklaim bahwa sampah mudah membusuk itu menjadi sumber penyakit, memang betuk. Padahal sampah jenis ini memiliki kandungan tertinggi untuk menghasilkan gas atau biogas. Ini kami mendorong sekolah mulai dapat memanfaatkannya,” ujarnya.
Sementara itu, sekretaris IPNU Garut, M.Y.A Sastradimadja memaparkan dalam materinya bahwa pengelolaan sampah di sekolah juga perlahan dapat membentuk karakter siswa agar dapat melakukan pemilahan sampah ketika di rumah. Mengingat persoalan sampah yang semakin kompleks ini butuh kerja sama dari semua pihak mulai dari rumah.
Contoh lain, terang Alawi, terkait penanganan air ketika hujan deras cenderung berlebihan air, akan tetapi saat kemarau kekurangan air sehingga perlu diseimbangkan. Salah satunya dengan membuat lubang resapan atau biopori. Konsep ini bisa diterapkan di sekolah, agar air yang melimpah saat musim hujan dapat terserap ke tanah.
“Kami berharap ini juga bisa diterapkan di sekolah-sekolah di Garut, sehingga selain melakukan pengelolaan sampah juga melakukan perawatan terhadap potensi sumber daya air,” katanya.
Terakhir, wakil ketua bidang Jaringan Sekolah dan Pesantren, Fahmi Al Kalam mengatakan, pendampingan sekolah ramah lingkungan diberikan melalui pengetahuan dasar tentan g pengelolaan lingkungan yang tepat seperti pengelolaan kualitas air bersih, air limbah, sampah dan energi. Selain itu memantik inovasi yang dapat dilakukan di sekolah terkait pengelolaan kualitas air, limbah, sampah dan energi.
“Kemudian meningkatkan wawasan para pelajar terkait evaluasi pengelolaan yang telah dilakukan, merencanakan tindak lanjut dan pengembangan yang akan datang,” tutupnya.
Pewarta: Ikhdam
Dokumentasi: M Husni
[…] Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2023/01/22/pc-ipnu-garut-dorong-pemerintah-galakkan-kembali-se… […]