Oleh: Dini Rusmiati

 

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) merupakan salah satu organisasi pelajar terbesar di Indonesia yang bersifat keterpelajaran, kekeluargaan, kemasyarakatan, dan keagamaan. IPPNU telah ada sejak 68 tahun yang lalu yang didirikan oleh gurunda kita semua yaitu Hj. Umroh Machfudzoh pada 2 Maret 1955. Dengan perjuangannya beliau telah berhasil menciptakan serta memberi ruang kepada para perempuan untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan meningkatkan kemampuannya dalam satu ruang atau sebuah organisasi yang bernama IPPNU.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2023/03/03/untukmu-ikatanku/

Selama 68 tahun perlajanan IPPNU, tentu banyak sekali berbagai persoalan yang dihadapi, terutama dalam mengikuti arus globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi. Salah satunya dalam menghadapi bonus demografi. Di sini IPPNU memiliki peran penting dalam mengahadapi bonus demografi tersebut. Bagaimana kita dalam mempersiapkan kader-kader IPPNU ke depannya dan memanfaatkan setiap peluang yang ada agar tidak mengalami yang namanya turbulensi dalam organisasi.

Dengan terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan dan kebhinekaan serta bertanggungjawab atas terlaksananya syari’at Islam Ahlussunnah Wal-jamaah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 demi tegaknya NKRI adalah sebagai tujuannya. Dengan begitu, berarti IPPNU memiliki peran yang sangat penting bagi nusa, bangsa, dan agama.

Tiga aspek yang menjadi pondasi IPPNU, yaitu: Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa.
Pertama, belajar yang berarti di sini seorang pelajar wajib menuntut ilmu. Ilmu sangat penting bagi setiap kehidupan manusia. Sebagaimana yang tertera dalam hadist yang memiliki arti, “Siapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah baginya memiliki ilmu. Siapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah baginya memiliki ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah baginya memiliki ilmu.” (HR. Ahmad)
Dengan begitu, seorang pelajar sudah seharusnya senantiasa menuntut ilmu.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2023/03/02/pelajar-nu-cisurupan-gelar-tasyakur-harlah-ipnu-ke-69-dan-ippnu-ke-68/

Kedua, berjuang yang berarti menegakkan organisasi, yaitu organisasi IPPNU tempat kita tumbuh dan berkembang. Panjang sekali perjalanan dan perjuangan IPPNU dalam menegakkan organisasi ini. Salah satu contohnya IPPNU di Garut yang telah berhasil membentuk 35 kecamatan di Kabupaten Garut. Membentuk 35 kecamatan bukanlah hal yang mudah, tentunya membutuhkan tekad dan perjuangan yang sangat luar biasa.

Ketiga, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah menciptakan kita sebagai manusia sehingga kita bisa berada di organisasi IPPNU. Organisasi pelajar yang memang senantiasa mengajarkan kita untuk selalu berkhidmat kepada agama dan para ulama, berpegang teguh kepada Ahlussunah Wal-jamaah.

Dengan ketiga aspek tersebut, kita sebagai pelajar harus mampu menjadi agen solusi di masyarakat dengan menjadi pelajar yang Inovatif, Kreatif, dan Progresif.

Baca Juga: https://ipnuippnugarut.org/2023/03/02/ipnu-kabupaten-garut-menolak-kekerasan-di-lingkungan-pendidikan/

2 thoughts on “Khidmat Abad Kedua NU; Menjadi Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Yang Progresif”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *